Mengapa Istilah Cina Diganti Tiongkok atau Tionghoa?

istilah cina

Penggantian istilah “Cina” dengan “Tiongkok” atau “Tionghoa” di Indonesia merupakan bagian dari upaya untuk memperbaiki persepsi dan menghindari konotasi negatif yang terkait dengan istilah “Cina,” yang dalam sejarah Indonesia telah diasosiasikan dengan diskriminasi dan ketegangan etnis. Beberapa alasan utama mengapa perubahan ini terjadi meliputi faktor sejarah, politik, dan kebijakan sosial:

1. Menghindari Konotasi Negatif

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, istilah “Cina” memiliki sejarah yang panjang terkait dengan diskriminasi dan stereotip negatif terhadap orang Tionghoa di Indonesia. Istilah ini seringkali digunakan dengan konotasi buruk yang mengaitkan orang Tionghoa dengan keserakahan, kolonialisme, atau ketidaksetiaan terhadap bangsa Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak negatif tersebut, banyak orang mulai lebih memilih istilah “Tionghoa” untuk merujuk pada kelompok etnis Tionghoa di Indonesia.

2. Pengaruh Bahasa dan Etnisitas

  • Tiongkok adalah istilah yang merujuk pada negara China dalam bahasa Indonesia dan memiliki konotasi yang lebih netral dalam konteks internasional. Istilah ini lebih diterima dalam konteks politik dan geografis sebagai pengganti “Cina” yang seringkali dianggap menyarankan konotasi kolonial.
  • Tionghoa adalah istilah yang merujuk pada orang-orang Tionghoa atau etnis Tionghoa yang tinggal di luar China, termasuk Indonesia. Istilah ini dianggap lebih tepat karena tidak hanya menggambarkan negara asal, tetapi juga mengacu pada identitas etnis dan budaya yang lebih inklusif.

3. Reformasi dan Pembaruan Identitas Pasca-Orde Baru

Setelah reformasi 1998, Indonesia mulai memperbaiki kebijakan yang mendiskriminasi etnis Tionghoa, termasuk dalam hal kebudayaan, agama, dan bahasa. Sebelumnya, pada masa Orde Baru, orang Tionghoa sering kali diidentifikasi sebagai kelompok yang “asing” atau “terpisah,” dan banyak aspek kebudayaan mereka dilarang atau ditekan. Seiring dengan perubahan sosial dan politik pasca-Soeharto, ada kesadaran yang lebih besar tentang pentingnya integrasi dan pengakuan terhadap keberagaman etnis di Indonesia, termasuk etnis Tionghoa. Penggunaan istilah “Tionghoa” atau “Tiongkok” dianggap lebih mencerminkan semangat inklusif dan menghargai keberagaman, serta menghindari penggunaan istilah yang membawa beban sejarah.

4. Pertimbangan Diplomasi dan Hubungan Internasional

Dalam hubungan internasional, terutama setelah normalisasi hubungan Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1990-an, penggunaan istilah “Tiongkok” (merujuk pada negara) dan “Tionghoa” (merujuk pada etnis) lebih sesuai dengan terminologi yang digunakan secara resmi di banyak negara. Istilah “Tionghoa” dipakai untuk merujuk pada komunitas etnis Tionghoa di luar China, sementara “Tiongkok” digunakan untuk menyebut negara tersebut. Penggunaan istilah yang lebih tepat ini juga bertujuan untuk menghindari kebingungannya penggunaan kata “Cina” yang kadang-kadang masih berasosiasi dengan masa kolonial.

5. Proses Rehabilitasi dan Penghormatan terhadap Budaya

Penggantian istilah ini juga bagian dari upaya untuk menghormati budaya dan identitas etnis Tionghoa yang lebih luas. Istilah “Tionghoa” lebih mencerminkan kebudayaan, bahasa, dan tradisi etnis Tionghoa secara positif. Upaya ini juga bertujuan untuk memulihkan citra positif orang Tionghoa di Indonesia, yang selama bertahun-tahun terpinggirkan dan mengalami diskriminasi.

6. Perubahan Sosial dan Kesadaran Masyarakat

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya menghormati identitas etnis dan budaya, penggunaan istilah yang lebih tepat dan sopan mulai berkembang. Ini sejalan dengan pergerakan untuk mengurangi ketegangan etnis dan mempromosikan rasa persatuan di antara berbagai kelompok dalam masyarakat Indonesia yang majemuk.

Kesimpulan

Perubahan dari istilah “Cina” menjadi “Tiongkok” atau “Tionghoa” mencerminkan usaha untuk menghindari konotasi negatif yang melekat pada istilah tersebut, serta bagian dari upaya nasional untuk mengakui keberagaman etnis dan budaya di Indonesia. Istilah “Tionghoa” memberikan nuansa yang lebih inklusif dan lebih menghormati identitas budaya etnis Tionghoa, sedangkan “Tiongkok” lebih tepat dalam merujuk pada negara asal. Perubahan ini juga menandai langkah maju dalam pemulihan citra etnis Tionghoa dan memperbaiki hubungan sosial antar kelompok etnis di Indonesia.

Terima kasih Anda telah membaca informasi tentang "Mengapa Istilah Cina Diganti Tiongkok atau Tionghoa?" yang telah dipublikasikan oleh Kumau Info. Semoga menambah informasi dan bermanfaat.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *